Jangan Remehkan Uang Koin

Sudah berbulan-bulan Athar dan Arya mengumpulkan uang koin. Uang koin yang terdiri dari berbagai macam satuan, mulai dari seratus rupiah hingga seribu rupiah. Koin-koin itu dikumpulkan  mungkin tanpa disadari, misalnya koin hasil kembalian yang tercecer di berbagai sudut rumah, dikumpulkan menjadi satu di dalam sebuah kardus bekas.

Pada suatu waktu, saya memberi ide pada anak-anak untuk menyusun koin-koin itu menurut satuan masing-masing sehingga mudah untuk dihitung nominalnya. Anak-anak setuju dan mulai menyusun satu demi satu berdasarkan kelompok uang yang sama. Tumpukan koin itu kemudian dijumlah satu persatu dan dihitung totalnya oleh Athar. Jumlahnya mencapai angka lima ratus ribuan. Wow. Setengah juta. Ternyata banyak juga kan nilai nominal koin-koin yang awalnya berserakan ini. Anak-anak sangat girang sekali. Mereka senang melihat tumpukan koin yang sekarang tersusun rapi, sekaligus juga senang mengetahui total nominal uang yang tidak disangka-sangka itu. Beberapa waktu mereka hanya menyimpan susunan koin itu di lemari penyimpanan mereka.

Sampai pada suatu hari, seorang teman pemilik tempat usaha toko seluler lumayan besar di kota kami tertarik ingin menukar koin-koin itu dengan uang kertas. menawarkan pada anak-anak tentang permintaan ini.

“Tante Eva pengen nukerin uang koin kalian dengan uang kertas seratus ribuan. Kalian mau nggak ?” tanya saya.

“Hah, dituker semuanya ? Mau .. mau .. “ Athar menjawab antusias. “Kenapa kok tante Eva mau uang-uang koin itu ?” tanyanya kemudian.

“Tante Eva kan punya toko dirumahnya. Pemilik toko biasanya butuh uang receh atau koin buat kembalian.  Kadang dia tukar uang di bank kalau butuhnya banyak. Kalau cuma sedikit ya bisa tukar uang di tukang parkir atau pengamen-pengamen. “

Akhirnya, hari ini tante Eva datang kerumah dan menukarkan uang koin anak-anak dengan lima lembar uang seratus ribuan.  Anak-anak senang sekali.  Mereka tidak menyangka mendapatkan beberapa lembar uang ratusan ribu sekaligus.

Banyak sekali hal yang dipelajari Athar dan Arya dari proses ini. Pertama, mereka berproses menyisihkan uang baik yang dilakukan dengan sadar maupun tidak.  Kedua, mereka mengklasifikasikan uang sesuai dengan kelompok nominalnya dan menghitung jumlah keseluruhan. Ketiga, mereka jadi tahu bahwa uang receh atau koin ini berguna untuk orang-orang yang memiliki usaha jual beli, yaitu sebagai kembalian. Bayangkan kalau tidak ada uang koin .. masa kita mau terima permen terus setiap ada kembalian ? Dan yang paling utama adalah, mereka belajar untuk tidak meremehkan uang kecil atau uang koin lagi. Satu atau dua koin seratusan rupiah yang tergeletak diatas kulkas, mungkin terlihat tidak ada artinya. Tapi cobalah untuk mengumpulkannya bersama dengan uang koin lainnya dalam satu tempat. Ternyata jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu dan bermanfaat untuk orang lain.

Tinggalkan komentar